Indonesia berduka, sebanyak 127 orang suporter dari Aremania meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) petang, usai laga Liga 1 Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Bonek kritik polisi.

Polisi dikritik habis-habisan usai gagal menangani massa suporter dari Aremania yang masuk stadion udai laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, aparat kedapatan menembakkan gas air mata ke tribun penonton yang penuh, padahal benda itu dilarang oleh FIFA, beberapa Bonek bersuara.

Tragedi chaos penanganan massa suporter usai laga Arema FC Vs Persebaya ini yang menyulut perhatian ini disebut bukan soal kelompok sepak bola, tapi tragedi kemanusiaan, Bonek dan banyak kelompok suporter lain ikut berduka.

Akun Instagram Polres Malang diserbu habis-habisan oleh warganet yang umumnya dari kalangan suporter, termasuk Bonek fans Persebaya Surabaya.

Dalam salah satu unggahan sebelum laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Polres Malang membuat ajakan suporter untuk tak membawa flare ke stadion.

Namun kenyataanya polisi yang justru menggunakan gas air mata di dalam stadion yang penuh, bahkan banyak wanita dan anak-anak.

"Matikan flare, lempar gas air mata," sindir akun @dzak***.

"Aku Bonek pak. Tapi tindkan anggotamu gak masuk blas, cok!!!," tulis akun @ydst***.

"Aku Bonek tapi tindakanmu ngawur dengan menembak gas air mata dikira bisa bubar dengan kapasitas suporter full kaya gitu? Itu sama saja ada orang di dalam botol terus sampean semprot Baygon, itu penertiban atau penyiksaan," tulis akun @bond****.

Selain itu media sosisal Twitter juga ramai dengan tagar Kanjuruhan, Bonek, dan Polisi.

Banyak di antara pengguna media sosial itu memberi kesaksian apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menyebut penembakan gas air mata menjadi salah satu penyebab banyak orang tewas di Stadion Kanjuruhan.

"Setop Kompetisi atas dasar kemanusiaan," tulis dia.

Seorang jurnalis dengan akun @ainurrohman di Twitter membeberkan mendapat keterangan bila total orang meninggal dunia mencapai 127 orang hingga, Ahad atau Minggu (2/10/2022) pagi sekitar pukul 06.0 WIB.

"Via Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, total 127 orang meninggal. 2 di antaranya anggota Polri. 34 Meninggal di Stadion Kanjuruhan, 93 meninggal dunia di rumah sakit," tulisnya.