Masyarakat India punya berbagai tradisi unik yang sarat dengan makna. Salah satunya 'Aadi festival' alias 'Aadi Monsoon Festival' atau disebut juga 'Aadi Perukku.’

Festival ini dirayakan untuk berterima kasih kepada sumber yang menopang kehidupan air karena telah memberikan berkat umat manusia dengan kebahagiaan dan kemakmuran.

Dikutip dari Times of India, Aadi Festival dirayakan pada hari kedelapan belas bulan Aadi (Juli-Agustus) setiap tahun.

Perayaannya di gelar di tepi sungai, danau, sumur, tangki, dan sumber air lainnya yang disembah.

Dalam tradisinya orang-orang akan melemparkan buah-buahan dan kain safron ke dalam sumber air. Air itu dianggap suci dan murni untuk manusia. 

Pada hari Aadi Perukku juga, para petani akan mempersembahkan berbagai bunga ke sungai yang disembah sebagai Dewi untuk memberkati mereka dengan air yang cukup. 

Ritual Memecahkan Kelapa dengan Kepala

ecahnya buah kelapa di kepala penyembah melambangkan pembebasan dari masa lalu dan penyerahan diri kepada Tuhan.

Karena itulah orang-orang dalam ritual ini akan sukarela melakukannya. Mereka akan menunggu dalam antrian panjang di luar Kuil Mahalakshmi.

Mereka rela kepalanya dihantam kelapa agar keinginannya terpenuhi.

Mereka disuruh duduk dalam satu garis lurus sampai seorang pendeta dari kuil memegang kepala masing-masing penyembah dan menghancurkan kelapa di atas kepala mereka sekaligus.

Setelah memecahkan kelapa langsung di tengkorak, para penyembah terluka. Beberapa dari mereka langsung bergegas ke rumah sakit sementara yang lain tidak.

Mereka berpikir bahwa dewa akan marah jika mereka melakukannya. Mereka hanya mengoleskan pasta kunyit dan abu yang tersedia di kuil. Pengaturan untuk hal yang sama sudah dibuat oleh otoritas kuil.

Tuai Kecaman


Meskipun ritual tersebut diikuti oleh orang-orang yang bersedia melakukannya. Ritual ini juga dikritik oleh Aktivis Hak Asasi Manusia.

Mereka berpandangan bahwa ritual semacam ini berbahaya. Apalagi menurut dokter, memecahkan kelapa langsung di kepala dapat menyebabkan cedera kepala yang serius.

Tetapi Pemerintah Negara Bagian tidak banyak ikut campur dalam masalah ini. Mereka percaya bahwa ini adalah masalah iman dan orang-orang melakukannya sendiri.